Selasa, 25 Januari 2011

Protozoa

Protozoa adalah organisme yang bersel tunggal, dimana beberapa spesies mempunyai lebih dari satu nukleus (inti sel) pada bagian atau seluruh daur hidupnya. Seperti halnya sel pada tubuh makhluk hidup lainnya, sel protozoa dilapisi oleh tiga lapisan uni membran yang didalamnya terdapat ektoplasma, endoplasma dan nukleus. Dalam endoplasma ditemukan nukleus, mitokondria, badan golgi dan sebagainya, sedangkan ektoplasma ditemukan flagela , cilia dan sebagainya. Protozoa pada dasarnya bergerak menggunakan 4 tipe organela yang merupakan bagian dari ektoplasma yaitu:
Flagela, cilia, pseudopodia dan undulata bergerigi.
-         Flagella: bentuk langsing seperti rambut tunggal yang panjang
-         Cilia: Bentuk flagela yang kecil dan lebih pendek
-         Pseudopodia: Organela sementara yang menonjol biasanya digunakan untuk bergerak/menangkap makanan.
-         Gerigi undulata: Pergerakan dengan menggunakan bentuk gelombang dari sel dengan pergerakan dari belakang kedepan dan sebaliknya.
Biasanya protozoa mempunyai dua stadium yang selalu dialaminya yaitu stadium trophozoit yaitu bentuk aktif dan bentuk cyste merupakan bentuk inaktif.

Genus: Entamuba


Klasifikasi:

Class : Rhizopoda

Ordo: Amoebida
Genus: Entamoeba
Spesies: Entamoeba histolytica
            E. coli

            E. ginggivalis

            Diantara 3 spesies  entamoeba, E. histolytica adalah paling patogen pada manusia. Organisme ini adalah salah satu agen penyakit penyebab dysentri. Selama beberapa tahun belakangan diketahui bahwa ada dua jenis entamoeba yang dibedakan menurut ukuran trophozoit dan cystenya. yaitu:
Ukuran besar : Trophozoit: 20-30 mm
                        Cyste: 10-20 mm
Ukuran kecil: Trophozoit : 12-15 mm
                        Cyste:  5-9 mm
E. histolytica ukuran besar ada dua strain yaitu patogenik dan non-patogenik. Ukuran kecil biasanya non-patogenik. Strain E. histolytica yang patogen adalah merupakan parasit protozoa yang paling penting pada orang dan banyak diteliti.

Daur hidup

            Parasit ini mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya yaitu:
Trophozoit---precyste---Cyste---metacyste-----metacyste trophozoit.
Trophozoit yang mengandung beberapa nukleus (uni nucleate trophozoit) kadang tinggal dibagian bawah usus halus, tetapi lebih sering berada di colon dan rectum dari orang atau monyet serta melekat pada mukosa.  Hewan mamalia lain seperti anjing dan kucing juga dapat terinfeksi. Trophozoit yang motil berukuran 18-30 um bersifat monopodial (satu pseudopodia besar). Cytoplasma yang terdiri dari endoplasma dan ektoplasma, berisi vakuola makanan termasuk erytrocyt, leucocyte, sel epithel dari hospes dan bakteria. Didalam usus trophozoit membelah diri secara asexual.
            Trophozoit menyusup masuk kedalam mukosa usus besar diantara sel epithel sambil mensekresi enzim proteolytik. Didalam dinding usus tersebut trophozoit terbawa aliran darah menuju hati, paru, otak dan organ lain. Hati adalah organ yang paling sering diserang selain usus. Di dalam hati trophozoit memakan sel parenchym hati sehingga menyebabkan kerusakan hati. Invasi amoeba selain dalam jaringan usus disebut amoebiasis sekunder atau ekstra intestinal.
            Trophozoit dalam intestinal akan berubah bentuk menjadi precystic. Bentuknya akan mengecil dan bebentuk spheric dengan ukuran 3,5-20 um. Bentuk cyste yang matang mengandung chromatoid untuk menyimpan unsur nutrisi glycogen yang digunakan sebagai sumber energi. Cyste ini adalah bentuk inaktif yang akan keluar melalui feses.
            Cyste sangat tahan terhadap bahan kimia tertentu. Cyste dalam air akan bertahan sampai 1 bulan, sedangkan dalam feses yang mengering dapat bertahan sampai 12 hari. Bila air minum atau makanan terkontaminasi oleh cyste E. histolytica, cyste akan masuk melalui saluran pencernaan menuju ileum dan terjadi excystasi, dinding cyste robek dan keluar amoeba “multinucleus metacystic” yang langsung membelah diri menjadi 8 uninucleat trophozoit muda disebut “amoebulae”. Amoebulae bergerak ke usus besar, makan dan tumbuh dan membelah diri asexual.
            Multiplikasi (perbanyakan diri) dari spesies ini terjadi dua kali dalam masa hidupnya yaitu: membelah diri dengan “binary fission” dalam usus pada fase trophozoit dan pembelahan nukleus yang diikuti dengan cytokinesis dalam cyste pada fase metacystic.

Patologi

            E. histolytica adalah spesies amoeba yang paling unik dan berbahaya diantara spesies amoeba lainnya yang menginfeksi orang. Hal tersebut karena protozoa ini mempunyai kemampuan untuk menghydrolysis jaringan hospes (histo=jaringan, lytic=lysis). Sekali amoeba ini berkontak dengan mukosa, parasit ini mensekresi enzim proteolytic, sehingga organisme ini dapat berpenetrasi kedalam epithelium kemudian kejaringan yang lebih dalam.

Lesi intestinal

            Terjadi pertama didaerah caecum, appendix, colon ascenden dan berkembang ke colon lainnya. Bila sejumlah parasit ini menyerang mukosa akan menimbulkan ulcus(borok), yang mempercepat kerusakan mukosa. Lapisan muskularis usus biasanya lebih tahan. Biasanya lesi akan terhenti didaerah membran basal dari muskularis mukosa dan kemudian terjadi erosi lateral dan berkembang menjadi nekrosis. Jaringan tersebut akan cepat sembuh bila parasit tersebut dihancurkan (mati). Pada lesi awal biasanya tidak terjadi komplikasi dengan bakteri. Pada lesi yang lama (kronis) akan diikuti infeksi sekunder oleh bakteri dan dapat merusak muskularis mukosa, infiltrasi ke sub-mukosa dan bahkan berpenetrasi ke lapisan muskularis dan serosa.
            Terjadinya kasus trophozoit terbawa aliran darah dan limfe ke lokasi lain dari tubuh, menyebabkan terjadinya lesi pada organ lain. Tingginya angka kematian karena penyakit ini disebabkan oleh robeknya colon bersamaan dengan terjadinya peritonitis. Lesi sekunder pada organ lain dapat pula ditemukan tetapi lebih sering dijumpai lesi pada hati (sekitar 5% dari kasus amebiasis).

Lesi pada hati

            Hal ini terjadi bila trophozoit masuk kedalam venula mesenterika dan bergerak ke hati melalui sistem vena porta hepatis, kemudian masuk melalui kapiler darah portal menuju sinusoid hati dan akhirnya membentuk absces. Besarnya absces cukup bervariasi dari bentuk titik yang kemudian membesar sampai seperti buah anggur. Ditengah absces akan terlihat adanya cairan nekrosis, ditengahnya ada sel stroma hati dan bagian luarnya terlihat jaringan hati yang ditempeli oleh ameba. Bilamana absces pecah serpihan absces akan tersebar dan menginfeksi jaringan lainnya.

Lesi jaringan lainnya

            Lesi pada jaringan lainnya seperti lesi pulmonaris (paru), otak, kulit dan penis, terjadi karena metastasis dari jaringan hati. Dimana semua kasus terjadi berasal dari absces jaringan hati.

Diagnosis

            Diagnosis terutama dilihat dari gejala klinis dan reaksi tes imunologi. Pemeriksaan dengan sinar x dapat mendiagnosis adanya absces dalam hati. Pemeriksaan sampel feses cukup baik dilakukan untuk mendiagnosis infeksi dalam usus. Pemeriksaan beberapa kali terhadap feses pasien untuk menemukan trophozoit cukup baik dilakukan. Diagnosis secara imunologik cukup baik hasilnya. Penggunaan teknik fluoerscens antibodi cukup baik tetapi tidak dpat membedakan antara E. histolytica dengan E. hartmanni.

Pengobatan

            Beberapa obat cukup baik untuk membunuh koloni  amebiasis yaitu:
-         Asam arsanilik dan derivatnya
-         iodichlor hydroxyquinolines
Bererapa antibiotik terutama:
-         Tetracycline, cukup baik, tetapi kurang baik untuk infeksi ectopic.
-         Chloroquine phosphat dan niridazole, cukup efisien
-         Metronidazole, merupakan pilihan tepat karena efektif terhadap amebiasis extra intestinal dan infeksi koloni (dosis 2g/hari, selama 3 hari).
Naegleria fowleri

Class: Rhizopoda

ordo: Amoebida
Genus: Naegleria
sapecies: Naegleria fowleri
            Spesies protozoa ini adalah ternmasuk ameba hidup bebas (free living amoeba) Yang hidup dalam air yang menggenang, tanah yang terpolusi dan sistem pembuangan sampah. Ada beberapa spesies amoeba hidup bebas yaitu: Naegleria, Hartmanella dan Acanthamoeba, dimana yang paling dominan ialah spesies Naegleria fowleri.
            Fase flagelatnya mempunyai dua flagella yang panjang dan tidak membentuk pseudopodia. Nucleusnya berbentuk vesikuler dan mempunyai endosoma yang besar dan granuler perifer. Vakuola makanan berisi bakteri dan cystenya mempunyai satu nukleus.
            Sejak tahun 1964 lebih dari 60 kasus kematian pada orang karena infeksi parasit ini sehingga akibat dari penyakit “meningoencephalitis” (radang selaput otak). Kejadian ini dilaporkan dari negara Ceko, Slovakia, Amerika Serikat, Afrika, New Zealand dan Australia. Naegleria fowleria di isolasi dari kasus kematian tersebut. Ameba ini membunuh hewan percobaan pada beberapa laboratorium pada waktu diinjeksikan intra nasal, intra vena dan intracerebral. Organisme ini tidak membentuk cyste atau flagella dalam  tubuh hospes dan vakuolanya berisi sel debris (serpihan sel) dari hospes.
            Hampir semua kasus meningoencephalitis sangat erat hubungannya dengan kolam renang atau danau. Hal ini sangat mungkin terjadi trophoszoit masuk melalui hidung pada waktu penderita menyelam dalam air. Kasus yang telah dilaporkan menunjukkan bahwa infeksi terjadi waktu orang Muslim berwudhu dengan membasuh hidung 5 X sehari terjadi pada petani muslim di Nigeria. Setelah trophozoit masuk kedalam hidung maka amoeba ini bermigrasi sepanjang syaraf olfactorius melalui lempengan Cribiform dan menuju kranium. Kematian disebabkan oleh kerusakan jaringan otak dengan cepat dan hanya beberap pasien berhasil diselamatkan.

Balantidium
Class : Ciliata
Ordo: Trichostomatidae
Famili: Balantiidae
Genus: Balantidium
Species: Balantidiu, coli
            Balantidium coli adalah parasit protozoa yang terbesar yang menginfeksi orang. Organisme ini dijumpai pada daerah tropis dan juga daerah sub-tropis. Pada dasarnya protozoa ini berparasit pada babi, sedangkan strain yang ada, beradaptasi terhadap hospes definitif lainnya termasuk orang.

Biologi

            Protozoa B. coli hidup dalam caecum dan colon manusia, babi, marmot, tikus dan hewan mamalia lainnya. Parasit ini tidak langsung dapat menular dari hospes satu kelainnya, tetapi perlu beberapa waktu untuk menyesuaikan diri supaya dapat bersimbiosis dengan dengan flora yang ada dalam hospes tersebut. Bilamana sudah beradaptasi pada suatu hospes, protozoa akan berubah menjadi patogen terutama pada manusia. Pada mamalia lain kecuali jenis primata, organisme tersebut tidak menimbulkan lesi apapun, tetapi akan menjadi patogen bilamana mukosa terjadi kerusakan oleh penyebab lain (infeksi sekunder).
            Trophozoit akan memperbanyak diri dengan pembelahan. Konjugasi hanya terjadi pada pemupukan buatan, secara alamiah jarang terjadi konjugasi. Fase cyste terjadi pada waktu inaktif dari parasit dan tidak terjadi reproduksi secara sexual ataupun asexual. Precyste terjadi setelah keluar melalui feses yang merupakan faktor yang penting dari epidemiologi penyakit. Infeksi terjadi bila cyste termakan oleh hospes yang biasanya terjadi karena kontaminasi makanan dan minuman. Balantiudium coli biasanya mati pada pH 5,0; infeksi terjadi bila orang mengalami kondisi yang buruk seperti malnutrisi dengan perut dalam kondisi mengandung asam lemah.

Patologik

            Pada kondisi biasa, trophozoit memakan organisme paramaecium dan partikel kecil jaringan. Tetapi kadang protozoa dapat memproduksi enzim proteolytic yang dapat mendigesti epithel intestinum dari hospes. Organisme juga memproduksi hyaluronidase yaitu enzim yang dapat memperbesar ulcer. Ulcer (borok) biasanya berbentuk kerucut dengan leher kecil seperti kubangan dalam submukosa (seperti ulcer dari amebik). Koloni dari ulcer tersebut menyebabkan terjadinya infiltrasi sel radang lympocyte, polymorphonuklear leukosit dan perdarahan. Bila kejadian berlanjut dapat meyebabkan perforasi dari usus besar dan menyebabkan dysentri. Pada fase ini sering terjadi kematian.

Pengobatan

            Beberapa jenis obat dapat membunuh B. coli ini yaitu: Carbasone, diiodohydroxyquin dan tetracycline. Sering terjadi paenyakit hilang dengan sendirinya, atau individu tidak menunjukkan gejala tetapi dapat bertindak sebagai karier. Pencegahan dapat dilakukan dengan seperti pada infeksi E. histolytica dan khusus untuk untuk B. coli perlu ekstra hati-hati pada orang yang sering berhubungan dengan babi.

Giardia lamblia
Clasass: Flagelata
Family: Hexamitidae
Genus Giardia
Species: Giardia lalmblia
            Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek pada tahun 1681, yang ia temukan pada fesesnya sendiri. Spesies protozoa ini banyak ditemukan didaerah yang beriklim panas. Anak-anak peka terhadap infeksi penyakit ini, dimana G. Lamblia adalah flagellata yang paling sering dijumpai pada saluran pencernaan manusia.

Daur hidup

            Giardia lamblia hidup dalam usus halus orang yaitu bagian duodenum, jejenum dan bagian atas dari ileum, melekat pada permukaan epithel usus. Protozoa dapat berenang dengan cepat menggunakan flagellanya. Pada seorang yang menderita berat penyakit ini , ditemukan 14 milyard parasit dalam fesesnya, sedangkan pada infeksi sedang ditemukan sekitar 300 juta cyste.
            Dalam usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk trophozoit, tetapi setelah masuk kedalam colon parasit akan membentuk cyste.. Pertama-tama flagella memendek, cytoplasma mengental dan dinding menebal, kemudian cyste keluar melalui feses. Pada awal terbentuknya cyste, ditemukan dua nukleoli, setelah sejam kemudian ditemukan 4 nukleoli.. Bila cyste tertelan hospes maka cyste tersebut langsung masuk kedalam duodenum, flagella tumbuh dan terbentuk trophozoit kembali.

Patologi

            Kebanyakan kasus infeksi tidak menunjukkan gejala infeksi, biasanya ada orang yang lebih peka terhadap penyakit ini daripada lainnya. Pada suatu kasus terjadi sekresi cairan mukosa berlebihan sehingga terjadi diaree, dehydrasi, sakit perut dan berat badan menurun. Feses terlihat berlemak tetapi tidak ditemukan darah. Protozoa tidak merusak sel hospes, tetapi memakan cairan mukosa pada epithel usus, sehingga menghambat absorpsi lemak dan unsur nutrisi lain, hal ini memacu terjadinya gejala penyakit tersebut diatas. Cairan empedu dapat terserang sehingga menyebabkan jaundice (penyakit kuning/icterus) dan sakit perut (colic). Penyakit tidak menyebabkan fatal, tetapi sangat mengganggu.

Diagnosis dan pengobatan

            Dengan menemukan trophozoit dan cyste dalam feses dapat dijadikan pedoman diagnosis. Pengobatan dilakukan dengan pemberian Quinacrin atau metronidazole, biasanya sembuh dalam beberapa hari.

Trichomonas vaginalis
Class: Flagellata
Family: Trichomonadidae
Genus: Trichomonas
Speciees: Trichomonas vaginalis
            Trichomonas hominis
            Trichomonas faetus
            Spesies parasit ini ditemukan pertama kali oleh Donne 1836 pada sekresi purulen dari vagina wanita dan sekresi traktus urogenital pria. Pada tahun 1837, protozoa ini dinamakan Trichomonas vaginalis. Parasit ini bersifat cosmopolitan ditemukan pada saluran reproduksi pria dan wanita.

Biologi

            Parasit hidup dalam vagina dan urethra wanita dan prostata, vesica seminalis dan urethra pria. Penyakit ditularkan lewat hubungan kelamin, bahkan pernah ditemukan pada anak yang baru lahir. Juga pernah secara kebetulan ditemukan pada anak dan wanita yang masih perawan, mungkin terjadi infeksi melalui handuk dan pakaian yang tercemar. Derajat keasaman normal pada vagina adalah 4,0-4,5, tetapi bila terinfeksi akan berubah menjadi 5,0-6,0 sehingga organisme ini dapat tumbuh baik.

Patologi

            Kebanyakan spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya hampir tidak terlihat. Tetapi beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi, gatal-gatal, keluar cairan putih yang mengandung trichomonas. Protozoa ini memakan bakteri, leukosit dan sel eksudat. Seperti mastigophora lainnya T. vaginalis membelah diri secara longitudinal dan tidak membetuk cyste.
            Beberapa hari setelah infeksi, terjadi degenerasi epithel vagina diikuti infiltrasi leukosit. Sekresi vagina akan bertambah banyak berwarna putih kehijauan dan terjadi radang pada jaringan tersebut. Pada infeksi akut, biasanya akan menjadi kronis dan gejalanya menjadi tidak jelas. Pada pria yang terinfeksi, gejalanya tidak terlihat, tetapi kadang ditemukan adanya radang urethritis atau prostitis.

Diagnosis dan pengobatan

            Diagnosis bergantung pada ditemukannya trichomonas dalam sekresi penderita. Dapat juga dilakukan dengan tes haemaglutination indirek (tidak langsung).
            Pengobatan dengan cara oral seperti metronidazole biasanya dapat sembuh dalam waktu 5 hari. Dapat terjadi reinfeksi kembali melalui hubungan kelamin. Obat suppositoria dan “douches” cukup baik dilakukan untuk membuat pH vagina menjadi asam. Pasangan sex juga harus diobati bersamaan untuk mencegah terjadinya reinfeksi.

Tripanosomiasis
Class: Mastigophora
Ordo: Kinetoplastida
Famili: Trypanostomatidae
Genus: Trypanosoma
Species: Trypanosoma brucei brucei  (Hewan)
-         Trypanosoma brucei gambiense (orang)
-         Trypanosoma brucei rhodesiense (orang)
-         Trypanosoma evansi (hewan)
-         Trypanosoma equiperdum (hewan)
-         Trypanosoma cruzi (orang)
Trypanosoma brucei gambiense dan T.b. rhodesiense
            Dua sub-spesies trypanosoma yaitu T.b. gambiense dan T.b. rhodesiense adalah merupakan agen penyakit tidur di Afrika (African sleeping sicknes). Secara morfologik kedua sub-spesies ini sulit dibedakan, tetapi secara fisiologik mereka berbeda. Trypanosoma b. rhodesiense dapat dipupuk secara invitro dan media darah manusia, tetapi T.b. gambiense tidak dapat.
            Spesies trypanosoma ini ditemukan di bagian Afrika Tengah. T.b. gambiense menyebabkan penyakit kronis pada penduduk didaerah Barat-Tengah Afrika dan bagian Tengah Afrika, sedangkan T.b. rhodesiense ditemukan di daerah Timur-Tengah Afrika dan Tengah Afrika dan penyakitnya lebih bersifat akut.
            Vektor dari trypanosoma ini ada perbedaan yaitu:
-         T.b. gambiense, vektornya Glossima palpalis dan G. tachinoides
-         T.b. rhodesiense, vektornya G. morsitans, G. pallidipes dan G. swynnertoni
Pada hospes vertebrata parasit tersebut hidup dalam darah, kelenjar lymfe, limpa dan cairan serebro-spinal. Parasit tidak masuk kedalam sel tetapi hidup hidup diantara sel dan jaringan ikat diantara jaringan organ. Parasit paling banyak ditemukan dalam saluran lymfe dan ruangan antar seluler di otak.

Daur hidup

            Dalam hospes vertebrata (definitif) yang secara alamiah terinfeksi, trypanosoma cenderung bebentuk polymorfik, yaitu ada yang berbentuk langsing sampai berbentuk gemuk yang semuanya disebut trypomastigot. Pada waktu darah terhisap oleh vektor, parasit berlokasi di bagian posterior usus tengah (midgut) dari lalat dan memperbanyak diri dalam waktu 10 hari. Pada saat ini trypomastigot bentuk langsing bermigrasi keusus depan dan ditemukan pada hari ke 12 sampai ke 20. Kemudian bergerak ke oesophagus, pharynx dan hypopharynx, kemudian masuk ke dalam glandula salivarius. Dalam kelenjar ludah tersebut parasit berubah bentuk menjadi “epimastigot”. Bebebrapa lama kemudian berubah menjadi “metacyclic trypomastigot”, berbentuk kecil, gemuk dan flagela bebasnya berkurang. Bentuk metacyclic ini adalah bentuk infektif pada hospes vertebrata. Pada waktu lalat “tsetse” menggigit, akan menginfeksi hospes vertebrata sampai beberapa ribu trypanosoma hanya dengan satu gigitan.
            Sekali masuk kedalam hospes vertebrata tryps langsung bermultiplikasi sebagai trypomastigot di dalam darah dan lymfe. Bentuk mastigot di temukan juga dalam limpa dan hati hewan percobaan tikus dan dalam myocardium monyet.
            Setelah beberapa periode waktu, banyak trypanosoma bergerak menuju saraf pusat, memperbanayak diri dan masuk kedalam ruang interseluler dalam otak.

Patologik

            Sedikit rasa sakit terjadi pada daerah gigitan lalat yang menginfeksi trypanosoma bentuk metacyclic. Rasa sakit akan hilang dalam waktu 1-2 minmggu, pada saat trypanosoma masuk kedalam saluran darah dan lymfe. Parasit bereproduksi secara cepat dan menyebabkan parasitemia, dimana trypanosoma mulai menyerang berbagai organ tubuh. Trypanosoma b. rhodesiense jarang menyerang sistem saraf, tidak seperti T.b. gambiense, tetapi T.b. rhodesiense dapat menyebabkan kematian dengan cepat. Kelenjar lymfe membengkak dan congestif terutama daerah leher dan kaki. Pembengakakan kelenjar lymfe dinamakan gejala “winterbottom”. Secara patologik kedua subspesies trypanosoma dibedakan menjadi:
-         Akut: infeksi dari T.b. rhodesiense dengan gejala penurunan berat badan dengan cepat dan kematian dalam waktu beberapa bulan setelah infeksi
-         Kronis: infeksi dari T.b. gambiense dengan gejala gangguan saraf.
Bilamana T.b. gambiense menyerang saraf pusat, penderita akan menderita penyakit kronis dengan gejala “penyakit tidur” pada fase infeksinya. Penderita menjadi apathy, gangguan mental, tremor pada lidah, tangan dan badan, kemudian gejala paralysis atau convulsi. Gejala tidur meningkat bahkan dapat tertidur pada waktu makan maupun waktu berdiri. Akhirnya penderita akan koma dan terjadi kematian.
Diagnosis dan pengobatan
            Diagnosis positif bila ditemukan parasit dalam darah, susmsum tulang dan cairan serebrospinal. Tes serologi juga dapat dilakukan.
            Suramin, pentamidin dan berenil, dapat diberikan tetapi sulit untuk pengobatan yang menyangkut gejala saraf
            Kombinasi antara berenil dan metrinidazol, hasilnya cukup baik bila dihubungkan dengan gejala saraf.

Trypanosoma cruzi
            Trypanosoma cruzi banyak menginfeksi penduduk di daerah Amerika Selatan dan Tengah, sekitar 12 juta penduduk menderita penyakit ini. Dalam suatu survei di Brazil sekitar 30% orang dewasa mati karena penyakit ini. Carlos Chagas banyak meneliti parasit ini sehingga penyakit karena infeksi Trypanosoma cruzi disebut “Chagas disease”.(1930).
            Trypanosoma ditemukan di Amerika Serikat, di beberapa negara bagian yaitu: Maryland, Georgia, Florida, Texas, New-Mexico, Alabama dan Lousiana. Sebagai vektor dari parasit ini adalah sejenis serangga termasuk famili “Reduviidae” sub famili Triatominae, genus Triatoma..

Biologi

            Bila vektor menggigit hospes, biasanya langsung mengeluarkan kotoran (defaecasi) pada kulit hospes. Faeses biasanya mengandung metacyclic trypanosoma dan langsung masuk kedalam kulit hospes (vertebrata) melalui gigitan atau kulit  yang luka (biasanya kulit digaruk karena gatal waktu digigit). Hewan reservoar (anjing dan kucing), biasanya terinfeksi karena memakan serangga tersebut. Walaupun trypomastigot banyak ditemukan dalam darah pada awal infeksi, mereka tidak bereproduksi sampai mereka masuk kedalam sel dan berubah menjadi bentuk amastigotes. Sel yang diserang biasanya adalah sel retikuloendothelial dari limpa, hati dan lymfatik serta sel cardiac, sel otot polos dan otot skeletal. Pada beberapa kasus, sistem saraf, kulit, gonad, mukosa usus, sumsum tulang dan plasenta juga diserang.
            Membrana undulata dan flagela menghilang begitu parasit masuk kedalam sel hospes. Kemudian tryps membelah diri membentuk banyak amastigot yang mengakibatkan sel mati dan melysis. Pada saat tryps bebas protozoa tersebut akan menyerang sel lain. Cyste seperti kantong parasit disebut “pseudocyst”, ditemukan dalam sel otot. Bentuk intermediate (promastigot dan epimastigot) dapat terlihat di ruang interstitiil. Beberpa dari parasit tersebut bermetamorfosa sempurna membentuk trypomastigotes dan menemukan jalan masuk kedalam darah.
            Trypomastigot masuk kedalam tubuh vektor melalui gigitan dan masuk ke bagian posterior usus tengah serangga dan berubah menjadi epimastigot. Parasit ini kemudian membelah diri longitudinal menjadi panjang dan langsing disebut epimastigot. Metacyclic mastigot kemudaian keluar melalui rectum serangga 8-10 hari setelah infeksi pada serangga dan begitu seterusnya.

Patologi

            Pada waktu metacyclic tryps masuk kedalam kulit akan timbul reaksi radang lokal yang akut. Dalam waktu 1-2 minggu setelah infeksi parasit menyebar ke dalam kelenjar lymfe regional dan mulai memperbanayak diri dalam sel yang memfagosit parasit tersebut.
            Pada waktu pseudocyst pecah akan terlihat gejala peradangan yang diikuti degereasi dan nekrosis dari sel saraf terutama sel ganglion. Ini adalah perubahan patologi yang penting pada “Chagas disease”. Bentuk patologi Chagas disese ada dua bentuk yaitu”\:
-         fase akut,: Pada waktu trypanosoma dari faeses serangga masuk kedalam kulit, akan menmimbulkan respon peradangan dengan adanya nodul kecil berwarna merah disebut “chagoma”, dengan diikuti pembengkakan kelenjar lymfe regional. Pada 50% dari kasus tryp masuk kedalam conjunctiva mata, menyebabkan edema bola mata dan conjunctiva serta pembengkakan kelenjar lymfe pre auricular. Gejala ini disebut gejala “Romana”. Pada proses kasus fase akut ini, pseudicyst ditemukan pada seluruh organ tubuh.
-         Gejala fase akut ini ialah: anemia, lemah’ gangguan saraf, sakit pada otot dan tulang. Kematian dapat terjadi 3-4 minggu setelah infeksi. Kasus akut ini sering terjadi pada anak balita.
Fase kronis: Sering dijumpai pada orang dewasa, gejala terutama terjadi gangguan pada saraf pusat dan perifer, yang berlangsung sanpai bertahun-tahun. Beberapa pasien kadang tidak memperlihatkan gejala dan tiba-tiba terjadi kegagalan jantung. Penyakit “Chagas” diperkirakan menyerang 70% pada penderita gagal jantung di daerah endemik dan menyebabkan kematian. Terjadinya inefisiensi fungsi jantung disebabkan karena berkurangnya denyut jantung karena rusaknya saraf ganglion. Jantung sendiri menjadi membesar dan rapuh.

Diagnosis dan pengobatan

            Diagnosis tepat dengan ditemukannya trypanosoma dalam darah, cairan serebrospinal, jaringan otot, cairan lymfe. Paling banyak ditemukan trypanosoma di daerah perifer pada waktu terjadi demam.
            Tidak seperti tryps lainnya, T. cruzi tida ada respons waktu di obati dengan chemoterapi. Obat seperti primaquin dapat membunuh trypomastigot dalam darah.

Leishmaniasis
Genus: Leishmania
Species: Leishmania tropica
-         Leishmania donovani
-         Leishmania braziliaensis
Seperti pada genus trypanosoma, sebagian daur hidup parasit ini ada dalam tubuh vektor serangga. Serangga yang menjadi vektor Leishmania spp. Adalah yang termasuk genus Phlebotomus. Hospes vertebrata adalah spesies mamalia yaitu orang, anjing dan beberapa spesies hewan pengerat. Sedangkan hospes invertebrata adalah serangga dalam genus Phlebotomus dan Lutzomya.
Leishmania tropica
            Seorang peneliti Rusia menemukan dua varietas L. tropica yaitu tipe urban, L. tropica var.minor dan tipe rural (pedesaan), L. tropica var. major. Tipe urban ditemukan pada daerah padat penduduk dengan ciri adanya lesi papulae yang kering dan bertahan beberapa bulan sebelum terjadi ulcerasi dan ditemukan bentuk amastigot didalamnya. Sedang yang tipe rural dimana lesi papulae cepat terjadi ulcerasi dan hanya ditemukan sedikit amastigot didalamnya.

Daur hidup

            Pada waktu serangga menghisap darah yang mengandung amastigot, parasit memperbanyak diri dalam usus tengah kemudian bergerak ke pharynx. Pada saat serangga menggigit kembali mamalia lainnya maka parasit tersebut ditularkan. Dalam tubuh hospes mamalila parasit memperbanyak diri dalam retikuloendothelial dan sel lympoid pada kulit.

Patologi

            Masa inkubasi terjadi beberapa hari sampai beberapa bulan. Gejala oertama terlihat ada lesi kecil, timbul papulae merah pada daerah gigitan. Lesi papulae tersebut mungkin menghilang dalam beberapa minggu. Tetapi biasanya berkembang terbentuk kerak kecil dengan ulcer yang tertutup dibawahnya. Dua ulcer yang berdekatan dapat menyatu dan terbentuk ulcer yang lebih besar. Bila tidak ada komplikasi ulcer akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2 bulan atau sampai setahun dengan meninggalkan jaringan parut.

Diagnosis dan pengobatan

            Diagnosis positif bila ditemukan amastigot. Kerokan bagian pinggir ulcer diulaskan ke gelas kaca (slide) kemudian diwarnai Wrigt’s atau Giemsa akan telihat parasit di dalam sel endothel  dan monosit.

Leishmania donovani
            Pada tahun 1900, William Leishman menemukan L. donovani pada limpa seorang tentara yang meninggal karena demam di Dum-Dum India. Sehingga penyakit ini dinamakan demam Dum-Dum atau Kala-azar. Penemuan ini dipublis pada tahun 1903, setahun kemudian Charles Donovan menemukan parasit yang sama pada biopsi limpa. Sehingga para ilmuwan bersepakat menamakan parasit ini dinamakan Leishmania donovani.
            Parasit ini distribusinya sangat luas dari daerah Mediteranian, Asia Tengah, Rusia Selatan dan China. Sedangkan spesies vektornya adalah Phlebotomus major, P. perniciosus, P. chinensis dan P. longicuspis. Varietas lain ditemukan di daerah India Barat dan Bangladesh dengan vektor P. argentipes. Varietas yang lebih virulent ditemukan di Afrika Timur dengan vektor P. martini dan P. orientalis.

Daur hidup

            Mirip dengan L. tropica, dimana amastigot masuk kedalam vektor phlebotomus bersama dengan darah yang dimakan. Parasit tinggal di usus tengah dan memperbanyak diri, kemudian mereka berubah menjadi bentuk langsing disebut promastigot. Kemudian parasit bergerak ke oesophagus, pharynx dan buccal cavity dimana parasit kemudian diinjeksikan ke hospes vertebrata, parsit langsung dimakan oleh sel makrofag dan membelah diri dengan cepat dan membunuh sel tersebut. Keluar dari sel makrofag yang mati parsit dimakan oleh makrofag lain dan multiplikasi lagi sehingga membunuh sel tersebut, hal tersebut menyebabkan membunuh sistem reticuloendothelial.

Patologi

            Masa inkubasi pada orang sekitar 10 hari sampai 1 tahun, biasanya 2-4 bulan. Penyakit biasanya berjalan lambat disertai  ringan diikuti dengan anemia, protrusi abdomen karena pembesaran limpa dan hati dan akhirnya mati dalam waktu 2-3 tahun. Pada beberapa kasus mungkin gejala terjadi lebih akut, demam tinggi, muntah dan kematian terjadi dalam waktu 6-12 bulan. Gejala lain adalah adanya edema terutama daerah muka, perdarahan membrana mukosa, sulit bernafas dan diaree. Kasus kematian dapat terjadi karena ada invasi penyakit lain yang patogen dan tubuh sudah tidak dapat bertahan.
            Perdarahan organ bagian dalam seperti limpa dan sumsum tulang, adalah merupakan kompensasi untuk memproduksi makrofag dan sel pagocyt serta sel darah merah. Sebagai akibatnya limpa dan hati bekerja keras dan membesar (hepatosplenomegali) dan pasien menjadi menderita anemia yang parah.

Diagnosis dan pengobatan

            Seperti pada L. tropica, diagnosis pasti dilakukan dengan menemukan L. donovani dalam jaringan dan sekresi. Biopsi jaringan hati, limpa dan jaringan yang terkena dapat ditemukan parsit.
            Pengobatan dengan cara memberikan injeksi preparat antimoni dan derivatnya serta dengan perawatan yang baik (pemberian cukup protein dan vitamin) berhasil cukup baik.

Leishmania braziliensis
            Parasit ini menyebabkan penyakit pada orang dengan beberapa sebutan gejala yaitu espundita, uta, ulcer chiclero, atau Leishmania mucocutaneus. Penyakit ini ditemukan di daerah Meksiko Tengah sampai Utara Argentina. Gejala penyakit sangat bervariasi sehingga sulit untuk  membedakan identitas dari parasit ini.

Daur hidup dan patologi

            Daur hidup dan cara bereproduksi sama dengan L. donovani dan L. tropica. Penularan promastigot kedalam hospes vertebrata menimbulkan papulae merah yang kecil pada kulit. Hal tersebut menimbulkan rasa sakit, ulcerasi vesical dalam waktu 1-4 minggu. Lesi primer ini dapat sembuh dalam waktu 6-15 bulan.
            Di daerah Meksiko dan Amerika Tengah, lesi sekunder sering ditemukan pada telinga sehingga merusak organ tersebut. Kasus tersebut sering ditemukan pada orang yang sering pergi kehutan untuk mata pencahariannya dengan mengumpulkan getah dari pohon “chicle”, sehingga ulcer yang timbul disebut ulcer chiclero.
            Parasit ini menunjukkan kecenderungan bermetastasis, atau menyebar langsung dari lesi primer ke daerah mukokutaneus. Lesi sekunder terjadi setelah lesi primer sembuh, mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum gejala lesi sekunder timbul.
            Lesi sekunder sering menyerang hidung, mukosa bucal sehingga menyebabkan degenerasi tulang rawan. Terjadinya nekrosis dan infeksi bakteri sekunder sering terlihat. Sebutan “espundita” dan “uta” adalah nama dari kondisi tersebut. Ulcerasi dapat menyerang bibir, palatum dan pharynx sehingga menyebabkan deformasi. Infeksi penyakit di daerah larynx dan trachea dapat merusak pita suara.

Diagnosis dan pengobatan

            Diagnosis dapat dilakukan bila menemukan Leishmania donovani pada jaringan yang terkena. Adanya “espundita” dapat dikelirukan dengan penyakit TB, lepra, syphilis dan beberap penyakit penyebab virus atau jamur. Pengobatan sama dengan penyakit Kala-azar.

Toxoplasmosis
            Pertama ditemukan pada tahun 1908 pada tikus gurun, sejak itu parsit tersebut ditemukan disetiap negara di dunia. Banyak spesies terserang parasit ini antara lain: carnivora, insectivora, rodentia, babi, herbivora, primata dan mamalia lainnya. Parasit ini bersifat cosmopolitan pada orang tetapi dapat menyebabkan sakit.

Biologi

            Toxoplasma merupakan parasit intra seluler pada bermacam-macam jaringan tubuh termasuk otot dan epithel intestinum. Pada infeksi berat parasit dapat ditemukan dalam darah dan eksudat peritoneal. Daur hidupnya termasuk dalam epithel intestinum (enteroepithelial) dan fase “extraintestinal” terdapat dalam kucing rumah dan hewan piaraan lainnya. Reproduksi sexual dari toxoplasma terjadi pada waktu hidup dalam tubuh kucing, dan reproduksi asexual terjadi pada hospes lainnya.
Fase extra intestinal : dimulai pada waktu kucing atau hospes lainnya memakan oocyst yang bersporulasi atau termakan tachyzoid atau bradyzoites yang merupakan fase infektif. Oocyst dengan ukuran 10-13 um X 9-11 um pada dasarnya mirip dengan oocyst jenis isospora lainnya. Sporozoits keluar dari sporocyst, sebagian masuk kedalam sel epithel dan tinggal di lokasi tersebut, lainnya masuk kedalam mukosa dan berkembang di lamina propria, kelenjar lymfe mesenterica, organ lainnya dan dalam sel darah putih. Pada hospes lain seperti kucing tidak ada perkembangan di daerah enteroepithelial, tetapi sporocyst masuk dalam sel hospes dan memperbanyak diri dengan “endodyogeny”. Sel yang membelah diri secara cepat dan menyebabkan infeksi akut disebut “tachyzoits”. Sekitar 8-16 tachyzoit mengumpul dalam sel vacuola parasitophorus sebelum sel mengalami disintegrasi, bila parasit membebaskan diri dari sel tersebut merka akan menginfeksi sel lain. Tachyzoit tidak tahan terhadap sekresi asam lambung, tetapi tachyzoit bukanlah sumber infeksi yang penting dibanding fase lainnya.
            Bilamana infeksi menjadi kronis, zoits yang berada dalam otak, jantung dan otot memperbanyak diri lebih lambat daripada fase akut. Dalam hal ini zoit tersebut dinamakan “bradyzoites” dan mereka terakumulasi dalam jumlah besar dalam sel hospes. Mereka kemudian dikeleilingi oleh lapisan dinding yang kuat disebut “zoitocyst”. Cyste tersebut dapat bertahan selama berbulan-bulan atau beberapa tahun terutama dalam jaringan saraf. Pembentukan cyste tersebut diikuti dengan perkembangan imunitas terhadap infeksi baru, yang biasanya permanen. Bila daya imunitas menurun, bradyzoit melepaskan diri dan merupakan booster untuk menimbulkan daya imunitas lagi pada tingkat semula. Proteksi terhadap reinfeksi dengan adanya agen infeksi dalam tubuh disebut “premunition”. Imunitas terhadap toxoplasma ada dua yaitu: imunitas “humoral” dan “cell mediated”. Dinding cyste dan bradyzoites sangat resisten terhadap pepsin dan trypsin dan bila tertelan parasit tersebut dapat menginfeksi hospes baru.
Fase enteroepithelial: Dimulai pada waktu kucing memakan zoitocyst yang berisi bradyzoits, oocyst yang berisi sporozoit atau tachyzoit. Kemungkinan lain adalah adanya migrasi zoit dari extraintestinal kedalam intestinal dalam tubuh kucing. Begitu parasit masuk sel epithel usus halus atau colon, parasit berubah menjadi trophozoit dan siap tumbuh untuk mengalami proses schizogony. Telah diteliti ada 5 strain toxoplasma yang dipelajari pada fase ini, dari yang memproduksi 2 sampai 40 merozoit dari scizogony, polygony, atau endodyogeni, dimana prosesnya asexual. Gametogony tumbuh di dalam usus terutama usus halus, tetapi sering terjadai dalam ileum. Sekitar 2-4% gametocyst adalah jantan yang masing-masing dapat memproduksi 12 microgamet. Oocyst yang ditemukan dalam feses kucing terjadi setelah 3-5 hari post infeksi dari cyste, dengan jumlah tertinggi pada hari ke 5-8. Oocyst memerlukan oksigen untuk sporulasi, sporulasi terjadi pada hari ke 1-5.

Patologi

            Tipe enteroepithelial hanya hidup selama beberapa hari, terutama pada ujung vili. Tetapi fase extraepithelial, terutama yang berlokasi di retina atau otak, cenderung menyebabkan infeksi yang serius.
            Infeksi pada umur dewasa biasanya tidak menunjukkan gejala (asymptomatik). Tetapi bila terjadi penurunan daya tahan oleh karena obat (obat imunosupresif seperti corticosteroid) gejala akan menjadi tampak. Infeksi yang memperlihatkan gejala (symptomatik infection) di kelompokkan dalam 3 kategori yaitu: infeksi akut, sub akut dan kronis.
Infeksi akut: Infeksi pertama terjadi dalam extraintestinal pada kucing dan hospes lain termasuk manusia, yang diserang adalah organ kelenjar lymfe mesenterica dan parenchym hati. Dua jaringan tersebut akan cepat mengalami regenerasi untuk melawan parasit. Gejala yang terlihat adalah rasa sakit, pembengkakan kelenjar lymfe di daerah cervic, supra clavicula dan inguinal. Gejala ini diikuti demam, sakit kepala, sakit otot, anemia dan komplikasi paru. Gejala ini dapat dikelirukan dengan penyakit flu. Bilamana  imunitas berkembang akan menyebabkan terjadinya infeksi sub-akut.
Infeksi sub-akut: Terjadi waktu daya imunitas terbentuk dan menekan proses proliferasi tachyzoit. Hal ini bersamaan dengan terbentuknya cyste. Cyste ini bertahan beberapa tahun dan tidak memeprlihatkan gejala klinis. Kadang cyste pecah dan keluar bradyzoit dan biasanya dibunuh oleh reaksi tubuh hospes, walaupun beberapa lainnya membentuk cyste baru. Kematian bradyzoit akan merangsang terbentuknya reaksi hipersensitif dalam bentuk peradangan pada area yang terkena. Pada otak secara perlahan diganti dengan nodule sel glia. Bila banyak nodule terbentuk, akan terlihat gejala encephalitis kronis yaitu “spasmic patalysis”. Terjadinya reinfeksi pada sel retina oleh tachyzoit dapat merusak retina. Cyste dan cyste yang pecah dalam retina dan choroid akan menyebabkan kebutaan. Gejala patologik toxoplasma yang kronis lainnya adalah myocarditis, kerusakan jantung permanen dan pneumonia.

Congenital toxoplasmosis

            Bila ibu yang sedang hamil terinfeksi toxoplasma akut, organisme akan menginfeksi faetus yang dikandungnya. Untungnya infeksi neonatal kebanyakan tidak memperlihatkan gejala, tetapi banyak kasus terjadi kematian fetus dan gagal melahirkan. Diduga toxoplasma masuk ke fetus melalui plasenta dari darah ibunya, tetapi karena uterus sendiri terinfeksi berat, terjadinya transmisi langsung dapat terjadi.
            Abortus spontan terjadi bila faetus terinfeksi toxoplasma baik pada orang maupun hewan. Pada suatu penelitian diantara 118 kasus infeksi maternal pada awal dan selama masa kehamilan terjadi 9 kasus abortus atau kematian neonatal, 39 kasus congenital akut toxoplasmosis dengan dua kasus kematian dan 28 kasus infeksi sub-klinis. Infeksi maternal pada triwulan pertama masa kehamilan akan menyebabkan patogenik yang ekstensif, tetapi transmisi parasit ke fetus lebih sering terjadi infeksi maternal pada triwulan ke 3.
            Lesi pada toxoplasma congenital adalah hydrocephalus, mikrocephali, cerebral calcifikasi, chorioretinitis dan gangguan psychomotor. Pada kasus kehamilan kembar, salah satu fetus memperlihatkan gejala yang serius daripada lainnya yang tidak menunjukkan gejala infeksi. Pada anak yang lahir selamat dari infeksi congenital, terjadi kerusakan otak congenital, terlihat dengan gangguan mental dan epilepsi. Hal inilah toxoplasmois adalah penyebab serius pada ibu hamil.

Diagnosis dan pengobatan

            Diagnosis spesifik pada orang berdasarkan beberapa hasil tes laboratorium. Penggunaan hewan percobaan dengan inokulsi dari hasil biopsi kelenjar lymfe, hati atau limpa pada tikus hasilnya lebih akurat. Penggunaan teknik komplemen fixation di kombinasi dengan hemaglutinasi dan tes pewarnaan juga menghasilkan diagnosis yang tepat.
            Pengobatan dengan pyrimetamin dan sulfonamide bersamaan banyak digunakan sebagai obat toxoplasmosis ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar