Selasa, 25 Januari 2011

Reaksi uji Karbohidrat

Tujuan :

-          untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu sample
-          menentukan uji penentuan karbohidrat dengan metode-metode tertentu
-          mengetahui penggolongan karbohidrat

Prisnsip percobaan :

  1. Uji Molish
Pereaksi Molish adalah α-naftol dalam alcohol 95%. Reaksi ini sangat efektif untuk uji senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural atau furfural yang tersubtitusi. Seperti hidroksimetilfurfural. Warna merah ungu yang terasa disebabkan oleh kondensasi furfural atatu turunannya dengan α-naftol.
      Selain dari furfural dapat terkondensasi dengan bermacam-macam senyawa fenol atu amin memberikan turunan yang berwarna. Uji molish adala uji umum untuk karbohidrat walaupun hasilnya bukan merupakan reaksi yang spesifik untuk karbohidrat. Hasil yang negated merupakan petunjuk yang jelas tidak adanya karbohidrat dalam sample.
  1. Uji Benedict
Uji Benedict berdasarkan pada reduksi dari Cu+2  menjadi Cu+ oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau ketom bebas. Pereaksi Benedict mengandung CuSO4, Na2CO3 dan Na-sitrat. Pada proses reduksi dalam dalam ssuasana basa biasanya di tambah zat pengompleks, seperti sitrat untuk mencegah terjadinya  pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium bikarbonat. Larutan tembaga alkalis dapat di reduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid bebas atau monoketo bebas.
Disakarida seperti maltosa dan laktisa dapat mereduksi larutan Benedict karena mempunyai gugus keto bebas. Uji Benedict dapat pula dipakai untuk memperkirakan konsentrasi karbohidrat bebas karena berbagai konsentrasi karbohidrat akan membetikan intensitas warna yang berlainan.

  1. Uji Barfoed
Pereaksi Barfoed merupakan larutan tembaga asetat dalam air yang ditambahkan asam asetat atau asam laktat. Pereaksi ini digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan cara mengontrol kondisi percobaan, seperti pH dan waktu pemanasan. Senyawa Cu2+ tidak membentuk Cu(OH)­2 dalam suasana asam. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida dari pada oleh disakarida.
  1. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat golongan ketosa. Uji ini didasrkan atas terjadinya perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulenat dan 4-hidroksimetil furfural, yang selanjutnya terjadi kondensasi 4-hidroksimetil furfural dengan resorsonol (1,3-dihydroksibenzen0 yang dihidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Glukosa dan karbohidrat lain dalam jumlah banyak dapat juga memberi warna yang sama.
  1. Reaksi Pati dengan Iodium
Pati jika direaksikan dengan Iodium akan menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna biru/ungu. Iodine akan berada di bagian tengah polimer amilosa yang berbentuk heliks. Akan tetapi struktur atatu ikatan antara iodium dengan pati belum diketahui dengan pasti. Intensitas warna biru yang terjadi tergantung para panjang unit polimer amilosa. Dextrin dengan iodium akan menghasilkan warna merah anggur.

Prosedur :

  1. Uji Molish
    5 tetes Reagen Molish2ml larutan karbohidrat 1%Kocok perlahanMiringkan tabung dengan penjepit tabungTambahkan 1ml asam sulfat (teteskan melalui dinding tabung)bila positif bereaksiterbentuk cincin warna ungu pada bidang batas antara kedua lapisan cairanlakukan dengan karbohidrat lain

  1. Uji benedict
          Reagen Benedict 5ml          larutan karbohidrat 1ml
          Kocok
          Tempatkan di penangas air selama 5mnt
          Biarkan dingin
          Amati perubahan warna
          Jika reaksi positif
          Endapan merah bata
          Di ulang untuk karbohidrat lain

  1. Uji Barfoed
          1ml larutan karbohidrat 1%
          1ml Reagen Barfoed
           Panaskan di penangas air selama 3menit (merah bata)
           Didingankan (2mnt) pada air mengalir
           Tambahkan 1ml reagen warna fosformolibdat
           aduk, bila positif
           terbentuk warna biru tua (monosakarida)
           pecbobaan di ulang untuk karbohidrat lain

  1. Uji Seliwanoff
          2ml larutan karbohidrat 1%
          2ml larutan seliwanof
          Tempatkan dalam penangas air
          hingga terbentuk perubahan warna bila positif ketosa
          perhatikan perubahan warna merah bata
          percobaan di ulang untuk karbohidrat lain

  1. Reaksi Pati dengan Iodium

Pati 1%
2ml
2ml
2ml
HCl 6N
2tts
_
_
NaOH 6N
_
2tts
_
Air
_
_
2tts
Iodium
1tts
1tts
1tts

 Teori :

Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida / keton atatu senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisasi nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa senyawa tersebut adalah karbohidrat dan memiliki nirbah karbon terhadap hydrogen dan oksigen.
RE.D.Glukosa adalah C6H12O6 yang juga dapat ditulis (CH2O)n walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan RE (CH2O)n yang lain tidak memperlihatkan bahwa ini dan beberapa yang lain juga mengandung hydrogen dan fosfor / sulfur.
Terdapat 3 golongan utama karbohidrat yakni : monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Uji Molish adalah uji umum untuk karbohidrat walaupun hasilnya bukan merupakan reaksi yang spesifik untuk karbohidrat.
Uji Benedict dipakai untuk memperkirakan konsentrasi karbohidrat bebas karena sebagai konsentrasi karbohidrat akan memberikan intensitas warna yang berlainan. Pereaksi benedict mengandung CuSO4, Na2CO3, dan Na.Sitrat.
Uji Barfoed digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan cara mengontrol kondisi percobaan seperti pH dan waktu pemanasan. Pereaksi Barfoed digunakan dalam suasana asam, sehingga senyawa CU2+ tidak membentuk CU(OH)2.
Uji Seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat golongan ketosa. Didasarkan atas terjadinya perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam leutenat dan 4-hidroksi metal furfural, yang selanjutnya terjadi kondensasi 4-hidroksi metal furfural dengan resorsinol (1,3 -  dihidroksi benzen) yang menghasilkan suatu senyawa berwarna merah.
Reaksi Pati dengan Iodium menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna biru / ungu. Iodium akan berada di bagian tengah polimer amilosa yang terbentuk helix.

Data Pengamatan :
Pereaksi
Sampel
Molish
Benedict
Barfoed
Seliwanoff
Iodium
Glukosa
+ungu
+endapan merah bata larutan biru
+endapan merah larutan biru
_
_
Laktosa
+cincin ungu
+endapan merah bata
+biru tua
endapan
_
_
Fruktosa
+cincin ungu
+endapan merah bata
+endapan merah bata
+merah muda
_(kuning)
Cellulosa
+cincin ungu
_
_
_
_
Sukrosa
+cincin ungu
_
+biru
+merah muda
_(kuning)
Amylum
+cincin ungu
+endapan merah bata
+biru
_
+biru tua
+kuning
+biru

Pembahasan :

Pada uji molisch, hasil uji menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji adalah karbohidrat. Pereaksi molisch membentuk cincin yaitu pada larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan pati menghasilkan cincin berwarna ungu hal ini menunjukkan bahwa uji molish sangat spesifik untuk membuktikan adanya golongan monosakarida, disakarida dan polisakaida pada larutan karbohidrat.
Pada uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa, sedangkan untuk karbohidrat jenis sukrosa dan pati menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict. Pada pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.
Pada uji barfoed, hasil uji polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan antara polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Dibanding dengan monosakarida, polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan larutan monosakarida. Terlihat bahwa monosakarida menunjukkan kereaktifan yang lebih besar daripada disakarida maupun polisakarida.
Pada uji seliwanoff, hasil uji pembentukan 4-hidroksimetil furfural ini terjadi pada reaksi antara fruktosa, sukrosa, laktosa dan pati yang mendasari uji selliwanof ini. Fruktosa merupakan ketosa, dan sukrosa terbentuk atas glukosa dan fruktosa, sehingga reaksi dengan pereaksi selliwanof menghasilkan senyawa berwarna jingga. Reaksi ini mestinya tidak terjadi pada pati dan laktosa, karena pati tersusun dari unit-unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4-a-glikosida, sedangkan laktosa tersusun darigalaktosa dan glukosa yang keduanya merupakan aldosa. Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya reaksi antara pereaksi selliwanof dengan pati dan laktosa adalah terkontaminasinya kedua karbohidrat ini oleh ketosa.
Pada uji iod, hasil uji terlihat hanya pati lah yang menunjukkan reaksi positif bila direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.

Kesimpulan :
Uji molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara umum, Uji benedict digunakan untuk menentukan gula pereduksi dalam karbohidrat. Uji barfoed digunakan untuk mengidentifikasi antara monoskarida, disakarida, dan polisakarida. Uji selliwanof digunakan untuk menentukan karbohidrat jenis ketosa. Pada uji iod, hanya pati lah yang dapat membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium.
Daftar Pustaka :

Lehninger.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Penerjemah : Maggy Thenawijaya. Jakarta, Erlangga.
Pratana, Crys Fajar dkk. 2003. Kimia Dasar 2: Common Textbook. Malang: UM Press.
Harrow, Benjamin. 1946. Textbook of Biochemistry. London: W. B. Saunder Company.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit, Universitas Indonesia. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar